"Barangsiapa memberi makan orang Islam yang kelaparan Allah akan memberinya makan dari buah-buahan syorga"H. R. Abu Nu’aim Jalan Kramat Raya No. 11 Jakarta Pusat 10450Telpon +6221-3106848 ; +6221-3107901Faks. +6221-3918484 ; +6221- Jalan Raya Bogor KM. 28,5 Cimanggis – DepokJawa Barat Kotak Pos 6463 / J A T G D, Jakarta 13064Telpon +6221-8710063 ; +6221-9225184
AlamatKantor Pusat Jl. H. Naman No. 60, RT. 12 / RW. 03 Kel. Pondok Kelapa, Kec. Duren Sawit, Jakarta Timur. 7. Panti Asuhan Al-Aqsha. Panti Asuhan ini juga berfungsi sebagai Pesantren bagi anak yatim piatu. Alamat panti asuhan ini berada di Jalan Sutra Ungu Blok D6 No. 30/31, Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara. 8. Panti Asuhan Dompet Dhuafa
OLEH ALWI SHAHAB Menurut filosofi Islam, setiap anak yatim yang ditinggal ayahnya menjadi kewajiban kakek, paman, atau kakak untuk merawat dan memeliharanya termasuk menjaga hartanya. Di negara Islam, hampir tidak terdapat rumah yatim maupun rumah jompo. Apalagi, Allah mengutuk keras mereka yang tidak memperhatikan anak yatim. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tiap rumah yang terdapat anak yatim dan diperlihara dengan baik akan diberkahi Allah." Menurut Nabi, orang yang memelihara anak yatim kedudukannya dengan beliau seperti dua jari yang tidak dapat dipisahkan. Meski yatim piatu mendapat perhatian dari kaum Muslimin yang mengikuti perintah Allah dan Rasulnya. Tapi, di Indonesia, khususnya Jakarta, baru pada 1930-an berdiri panti asuhan. Masalahnya saat itu di Indonesia, imbas dari ekonomi dunia, terjadi resesi ekonomi yang dikenal dengan sebutan malaise. Meski yatim piatu mendapat perhatian dari kaum Muslimin yang mengikuti perintah Allah dan Rasulnya. Tapi, di Indonesia, khususnya Jakarta, baru pada 1930-an berdiri panti asuhan. Bung Karno yang menyindir kolonial Belanda menyebutnya sebagai "zaman meleset". Karena kehidupan yang sangat susah, banyak yatim yang tidak terpelihara, di antaranya putri bernama Balgis. Dia terpaksa mencuri kue karena kelaparan. Malang nasib anak yang di bawah umur itu. Ketika ia ditangkap oleh Pemerintah Belanda hendak dimasukkan ke panti asuhan Kristen. Peristiwa ini menjadi pukulan bagi para alim ulama dan habaib. Untuk menyelamatkan akidah gadis cilik ini, mereka bergotong royong mengumpulkan dana untuk membangun panti asuhan bagi anak yatim. Pada 12 Agustus 1931 27 Rabi'ul Awwal, Sayid Abubakar bin Muhammad Alhabsyi beserta 12 pendiri lainnya mendirikan yayasan wakaf Daarul Aitam Panti Asuhan Yatim Piatu di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sebagai modal dasar terkumpullah gulden. Perkumpulan Arrabitoh Aklawiyah menghibahkan dua persil tanah yang terletak di kelurahan Tanah Abang masing-masing seluas meter persegi dan meter persegi. Untuk menyelamatkan akidah gadis cilik ini, mereka bergotong royong mengumpulkan dana untuk membangun panti asuhan bagi anak yatim. Sebulan sebelumnya, masih dalam kaitan resesi ekonomi 1930-an, berdiri panti asuhan Islam "Roemah Piatoe Moeslimin" didirikan Juli 1931 oleh dermawan bernama Siti Zahara yang hingga kini masih berdiri di Jalan Kramat Raya 11, Jakarta Pusat. Dalam sejarahnya, hampir 82 tahun, kedua panti asuhan ini hanya menerima anak yatim piatu beragama Islam. Di samping itu, seperti terjadi di Daarul Aitam, yatim piatu tidak hanya ditampung di panti asuhan, tapi juga nonpanti. Panti Asuhan Daarul Aitam, yang sejak beberapa tahun lalu pindah ke Jalan Kahfi I No 52A, Ciganjur, Jakarta Selatan, memiliki gedung cukup megah berlantai dua dan memelihara 61 yatim piatu. Masih ada lagi 107 yatim piatu nonpanti. Di panti ini, tersedia tenaga medis yang memantau kesehatan para anak asuh, termasuk penanganan oleh seorang dokter. Mereka juga mendapat pendidikan sekolah aliyah, SMK, dan SMA, serta kuliah di Universitas Darul Dakwah, Malang, Jawa Timur. Dilihat dari usia kedua panti asuhan yang hampir satu abad, seperti dikemukakan oleh pimpinannya, ribuan yatim telah terbantu. Ketua Yayasan Daarul Aitam Ir Ali A Shahab, anak yatim merupakan titipan kepada umat sehingga mereka harus merasa seperti masih ada orang tua. “Kalau anak kita adalah tanggung jawab kita kepada Tuhan saja. Tapi, anak yatim piatu, kita bukan saja bertanggung jawab pada Tuhan, tapi juga masyarakat,” ujar dia. Ada sebuah moto yang dipegang teguh hingga saat ini oleh para pengurus Daarul Aitam. Moto itu, "Menghidupi Yayasan, tapi tidak hidup dari yayasan”. Di panti asuhan ini, di samping membekali keterampilan kepada para anak asuh, juga memberikan makanan bergizi, hingga layanan medis. Di panti ini, tersedia tenaga medis yang memantau kesehatan para anak asuh, termasuk penanganan oleh seorang dokter. Tulisan ini disadur dari Harian Republika edisi Jumat, 27 November 2012. Alwi Shahab adalah wartawan Republika sepanjang zaman yang wafat pada 2020. Gunameningkatkan pendidikan dan keterampilan, Walikota Jakarta Pusat Mangara Pardede meresmikan program pendidikan ritel bagi pelajar Panti Asuhan Vincentius Putra, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (6/4). Pendidikan ritel ini merupakan kerjasama dari Corporate Social Responsibility (CSR ) perusahaan mini market.BITUNG,Joernalinakor.com- penanganan perbaikan uji coba saluran Pipa air bersih di dua titik lokasi yang mengalami kebocoran,di wilayah pusat kota bitung. dari Pihak PDAM Duasudara Kota Bitung melakukan Perbaikan saluran Air bersih tahap uji coba perbaikan tersebut, dipantau Langsung oleh Asmen Distribusi Joutje Sumampouw SAB, Kamis,(4/8/2022). dalam tahap uji coba ini dari pihak PDAM
cXT5b.