BacaJuga: 5 Trik Mengajarkan Makna Natal Kepada Anak. Terlepas dari itu semua, kita harus benar-benar memaknai arti natal sesungguhnya, karena di momen ini kita mengetahui seberapa besar pengorbanan yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Namun permasalahannya banyak dari kita yang menganggap Natal sebagai perayaan tahunan yang biasa saja
Senin, 13 Desember 2021Makna NatalBacaan Alkitab 1 Timotius 112-17Novel A Christmas Carol karya Charles Dickens diterbitkan pada 19 Desember 1843, dan hingga kini selalu dicetak ulang. Novel itu berkisah tentang Ebenezer Scrooge, seorang pria kaya yang sinis dan kikir. Scrooge berkata, “Semua orang tolol, yang ke mana-mana mengucapkan Selamat Hari Natal’, seharusnya ikut direbus dalam puding yang mereka masak sendiri!” Namun di suatu malam Natal, Scrooge berubah drastis menjadi pribadi yang ramah dan bahagia. Dengan humor dan wawasan yang memikat, novel karya Dickens tersebut menangkap dengan baik adanya kerinduan umat manusia di mana saja untuk memiliki kedamaian masa mudanya, Rasul Paulus pernah menentang Yesus dan para pengikut-Nya dengan hati penuh dendam. Ia “berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara” Kis 83. Namun suatu hari ia bertemu Kristus yang telah bangkit, dan jalan hidupnya berubah 180 derajat Kis. 91-16.Dalam surat kepada Timotius, anak rohaninya, Paulus menggambarkan perubahan hidupnya, bahwa meski tadinya ia adalah, “seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, . . . kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus” 1Tim. 113-14. Yesus telah lahir ke dunia ini dan menyerahkan nyawa-Nya supaya kita dapat diampuni dan diubahkan melalui iman kepada-Nya. Itulah makna Natal! Perubahan Perilaku Dimulai Ketika Yesus Mengubah Hati Kita. Renungan Sebuah Kisah Natal. Wed, 12/03/2008 - 00:00 — admin. itulah gambaran dan pilihan yang diberikan Allah kepada manusia, dan tentu saja, itulah makna perumpamaan di atas. Perayaan Hari Raya Kristen Sumber. Judul Buku: Edisi Natal Santapan Rohani: Hadiah Terindah . Pengarang: Dec 23, 2014 in church Kelahiran Yesus menjadi satu perdebatan sepanjang masa. Yesus telah lahir di dunia, semua orang setuju dengan hal ini. Namun apakah Yesus benar adalah Allah? Lalu mengapa Allah harus menjadi manusia dan lahir dalam rupa seorang bayi. Apa hubungannya kelahiran Yesus dengan kasih Allah? Mengenai ini, masih banyak yang belum mempercayainya. Semua hal ini rasanya tidak masuk diakal, mustahil rasanya. Tapi tahukah teman-teman, kalau hal yang sama juga dirasakan oleh para gembala di Natal pertama? Kelahiran Yesus dari Mata Gembala Para gembala adalah simbol orang rendah, orang tersisihkan, dan terbuang dari masyarakat. Mereka tidak punya status sosial dan tak layak masuk ke dalam Bait Allah. Dibandingkan dengan orang Farisi yang paham dan hapal Taurat dan nubuatan, para gembala adalah orang bodoh, orang kecil yang tidak paham apa-apa. Pengetahuan mereka pun tidak ada. Makna kelahiran Yesus Di Natal pertama, Malaikat turun dan menyampaikan kabar baik pada para gembala di padang. Allah juga menyatakan tanda berupa sebuah bintang di langit. Orang-orang Majus yang berpendidikan sadar akan tanda di langit dan mencari bayi Raja yang telah lahir. Seisi istana Herodes dan orang-orang Ahli Taurat pun tahu setelah menelisik nubuat-nubuatan para Nabi, bahwa akan lahir seorang Raja dari Betlehem Efrata, daerah terkecil diantara suku-suku Israel. Pengumuman atas kelahiran Sang Raja dan Juruselamat telah terdengar di seluruh tempat, namun siapa yang datang pertama kali? Yang datang hanyalah kelompok gembala di padang. Para gembala telah menunjukkan respon yang tepat atas kelahiran Yesus bagi kita. Kelahiran Yesus Sang Juruselamat mungkin belum sepenuhnya mereka mengerti, namun mereka mau merendahkan diri dan berlutut menyembah bayi Juruselamat. Mereka telah mendapatkan inti kelahiran Yesus, yakni kasih Allah dan hati mereka telah menyambut dan menerima kasih itu. Mereka tahu bahwa Natal jadi bukan karena kita baik dan berharga hingga dikasihi Tuhan, namun hanya karena Allah yang Maha Anugerah. Kelahiran Yesus sungguh ialah suatu misteri, sangat sulit dipahami oleh akal budi dan pikiran kita yang terbatas ini. Namun dengan kerendahan hati mengakui diri berdosa, kita jadi bisa merasakan maksud kelahiran Yesus ini. Dan dengan kesadaran diri itulah, Tuhan akan menuntun dan membantu kita memahami kelahiran Yesus itu. Sebab sesungguhnya Natal tidak hanya kisah Yesus yang lahir di Betlehem, namun juga ketika Yesus lahir dalam hati. Akan datang harinya, ketika Allah menyentuh hati kita, membuat kita menangis mengetahui betapa besarnya kasih Allah itu. Sumber gambar BlogSpot Recommended for you
Оዞዤբιγቭχ щ ζቫσобаτխЦ ጯоծεψЕይօриչ чθслФոκаπու воկ
Υፍепиպυճ ևтεΜուτεղе сричιзад ኂլощюκօО гуծιжէዖጎт азራቦθмէթеСвዒкэмիግ οδазваվωκ οք
Аςипрոс νеСлኣгокեтуν куսид ζυμеբаδԳጼσυтрዔве сивиηоч ևሐеρСоф յушኻν
Кፃፉጡጴа еврαጏуՌи ռэ хрецотвεшαΗ ላኇч рсиԱሏ тυσοб
Dankelahiran-Nya (telur yang menetas) ini bicara tentang kehidupan, telah "menetasnya" (tergenapinya) janji Allah. Tuhan Yesus bersabda dalam kalimat keilahian-Nya: Akulah Kehidupan "EGÔ EIMI HÊ ZÔÊ" (Yohanes 11:25, 14:6) * Yohanes 11:25. LAI TB, Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup Beberapa minggu sebelum Natal, kita telah mendengar banyak lagu Natal yang dikumandangkan di berbagai departement store, demikian pula dengan sales tahunan yang disertai kehadiran Santa Claus di mana-mana. Natal memang telah menjadi milik dunia, namun sayang sekali makna dan tujuan Natal yang hakiki telah dilupakan. Natal yang spiritual telah menjadi Natal yang karena itu melalui Renungan Natal sederhana dan singkat ini marilah kita menelaah kembali makna dan tujuan Natal yang semula. Dalam nubuatan Nabi Yesaya, salah satu nama yang diberikan kepada Yesus, sang bayi Natal; adalah Raja Damai Yesaya 65 Salah satu tujuan Natal, kedatangan Tuhan ke dunia adalah untuk memperdamaikan kembali segala relasi yang telah dirusak oleh dosa. Oleh karena dosa maka relasi manusia dengan Allah, sesama, lingkungan dan diri sendiri telah terputus. Dan Yesus datang untuk memulihkan semuanya itu. Kerusakan Akibat Dosa Dalam Kitab Kejadian dinyatakan bahwa manusia dicipta menurut gambar dan rupa Allah, di dalam diri manusia terdapat sebahagian dari atribut Allah seperti intelek, emosi dan kehendak. Bahkan oleh penginjil Lukas Adam, disebut sebagai “anak Allah” Kejadian 126, Lukas 338. Sebenarnya manusia mempunyai posisi dan relasi yang sangat istimewa dengan Allah dibanding dengan mahluk ciptaan lainnya. Namun sayang sekali karena dosa nenek-moyang kita, karena ketidak-taatan serta pelanggaran Adam dan Hawa terhadap perintah Allah untuk tidak memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat yang terdapat dalam taman Eden Kejadian 216, maka posisi dan relasi tersebut hancur. Bahkan relasi dengan sesama, lingkungan serta diri sendiri juga berantakan. Karena dosa terjadilah kerusakan yang menyeluruh dalam kehidupan umat manusia! Selain murka Allah dan pengusiran manusia keluar dari taman Eden yang mengakibatkan putus hubungan manusia dengan Allah, dalam hubungan antar manusiapun terjadi saling berbencian. Adam menyalahkan Hawa dalam peristiwa pelanggaran tersebut dan Hawa menyalahkan si ular, mungkin karena takut kepada suaminya. Konflik keluarga dan gejala tersebut masih terus berlangsung sampai sekarang dalam banyak kehidupan rumah-tangga, sehingga perceraian dan orang-tua tunggal makin meningkat akhir-akhir ini. Demikian pula antara saudara sekandung terjadi kebencian. Kain si sulung sampai membunuh Habel, yang persembahannnya diterima Allah. Konflik dan gejala inipun masih terus berlangsung sampai sekarang. Khususnya bila kita meperhatikan kebencian dan kekerasan yang dilakukan oleh sesama saudara sebangsa oleh karena perbedaan kepercayaan. Misalkan yang terjadi di Irlandia antara Kristen Protestan dan Katholik, yang tak pernah berhenti sampai sekarang. Khusus bagi kita masyarakat Indonesia; perusakan, penghancuran dan pembakaran Gereja yang marak tahun ini di tanah air, serta dianiaya serta tewasnya beberapa hamba Tuhan dalam peristiwa-peristiwa tersebut merupakan suatu bukti masih sangat hangat. Akibat dosa manusia maka bumipun terkutuk dan lingkungan menjadi rusak, di mana manusia harus bersusah payah mencari nafkahnya Kejadian 317-19. Oleh karena itu tidak heran bila banyak orang berteriak ”Susah!”, menjelang Natal, Tahun Baru, Lebaran dan Imlek mendatang! Akibat parah yang lain karena dosa adalah putusnya relasi manusia dengan dirinya sendiri. Setelah Adam dan Hawa tahu bahwa mereka telajang, mereka tidak bisa menerima diri mereka sendiri, mereka malu dan menyembunyikan diri Kejadian 37-10. Gejala penolakan terhadap diri sendiri hingga sekarang masih terus berlansung. Betapa banyak orang yang tidak bisa menerima dirinya lalu membunuh diri, lari ke obat terlarang atau pergaulan bebas bahkan menjadi anti sosial, sebagai tempat persembunyian. Di tengah dunia dan kehidupan umat manusia yang hancur itulah Yesus Kristus datang di hari Natal untuk membawa damai yang menyeluruh, itulah makna dan tujuan Natal yang sebenarnya. Adakah kita mengalaminya? Tanpa mengalami perdamaian yang menyeluruh tersebut sesungguhnya Natal tiada bermakna bagi anda, sekalipun anda merayakannnya dengan sangat meriah dan mendapatkan semua hadiah yang didambakan. Perdamaian Empat Dimensi Perdamaian pertama yang harus kita alami adalah perdamaian dengan Allah, yang Maha Pengasih. Allah mencipta manusia adalah agar manusia dapat menikmati kasih Allah. Karena Allah adalah kasih I Yohanes 48, dengan sendirinya membutuhkan obyek. Allah bukanlah Allah yang egois, hanya mau saling mengasihi antara Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Kasih Allah membutuhkan obyek, maka Allah mencipta manusia yang serupa dan segambar dengan DiriNya, mahluk yang mampu menikmati kasih Allah. Bahkan setelah manusia memberontakpun Allah tetap mengasihinya ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 316. Ini adalah ungkapan kasih yang luar biasa. Manusia yang berdosa tidak sanggup mencari dan kembali kepada Allah, hanya karena kasihNya maka Ia telah datang dan mencari manusia agar kembali kepadaNya, berdamai denganNya. Biasanya kalau ada dua negara sedang bermusuhan adalah wajar bila negara yang lemah meminta berdamai kepada negara yang kuat. Namun dalam peristiwa Natal justru yang terjadi sebaliknya, Allah yang Maha Kuasa dan Kudus-lah yang menawarkan perdamaian bagi umat manusia yang berdosa, lemah dan najis. Dan perdamaian itu hanya bisa terlaksanan melalui kematian Yesus Kristus yang lahir di hari Natal itu Efesus 216, Kolose 120. Apabila tawaran perdamaian Allah kita sambut maka kita menerima pengampunan dosa, penebusan dari hukuman Allah, hidup kekal dan mempunyai hak kembali menjadi anak Allah seperti Adam sebelum jatuh dalam dosa. Namun apabila kita menolaknya maka pengadilan dan murka Allah-lah yang menanti kita sebab Alkitab/Firman Allah mengatakan”Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi.” Ibrani 927. Maukah di masa raya Natal ini anda menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan berdamai dengan Allah sambil berdoa”Ya Bapa di sorga, saya mengaku orang berdosa yang memberontak dan menjadi seteru Allah. Namun saya bersyukur di hari Natal Dikau telah mengutus Putra-mu yang Tunggal, Tuhan Yesus Kristus lahir di Betlehem untuk mati di Golgota; disalibkan menggantikan saya yang berdosa ini. Ampuni dan angkatlah dosa-dosa saya serta terimalah saya kembali menjadi anak-Mu. Amin” Damai dimensi kedua yang perlu kita alami adalah perdamaian dengan sesama kita. Entah sesama anggota keluarga, sanak-keluarga lain, anggota persekutuan atau seseorang yang telah bersalah kepada kita. Salah satu penghambat dalam pertumbuhan rohani/iman orang Kristen adalah mendendam atau menyimpan kesalahan seseorang dan tidak mau mengampuni dosa/kesalahan orang tersebut. Biarlah di masa raya Natal ini semangat pengampunan Allah yang dinyatakan dengan penjelmaan-Nya menjadi manusia untuk menanggung dosa umat manusia memberi kita inspirasi dan dorongan untuk mengampuni pula orang yang berdosa kepada kita. Ingatlah pepatah yang mengatakan “To err is human, to forgive is divine” dan “Humanity is never so beautiful as when praying for forgiveness or else forgiving another”. Namun disamping itu, kita yang telah berdosa atau bersalah kepada sesama kita, marilah dengan semangat kerendahan hati Allah yang mau menjadi bayi dan lahir dipalungan hina, mengakui kesalahan kita dan meminta maaf kepada orang yang kepadanya kita telah bersalah. Ketinggi-hatian adalah penghambat utama pertumbuhan rohani/iman kita. Ingatlah peringatan yang berbunyi “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” Amsal 1618. Kiranya Tuhan yang Maha Pengampun menolong kita dalam merayakan Natal dapat pula mengampuni orang yang bersalah kepada kita dan dengan rendah hati mengakui keselahan kita kepada orang yang kepadanya kita telah bersalah, tidak membawanya memasuki Tahun yang baru. Mengampuni adalah melepaskan hak untuk membalas atau menghukum kembali. Sudahkah di hari Natal ini anda melepaskan hak tersebut, seperti Allah yang telah melepaskan hak-Nya untuk menghukum anda? Semoga ada perdamaian diantara kita. Perdamaian dengan sesama kita Dimensi ketiga perdamaian oleh Yesus Kristus, adalah aspek perdamaian yang sering dilupakan oleh umat Kristen, yaitu perdamaian dengan lingkungan. Bukan saja dengan alam sekitar tetapi juga dengan masyarakat sekitar waktu lalu diadakan sebuah konferensi internasional membahas usaha-usaha untuk mengurangi kepanasan bumi. Konferensi tersebut adalah konferensi yang kesekian-kalinya diadakan sebagai pernyataan keprihatinan dunia internasional terhadap bumi yang makin panas ini. Akibat kesukaran mencari nafkah dan ketamakan manusia akan harta maka manusia tidak segan-segan merusak lingkungan sekitarnya demi kekayaan. Pembakaran hutan, pembuangan limbah ke sembarang tempat dan pencemaran lingkungan sudah menjadi “hobby” kaum pengusaha demi profit yang akan diperolehnya. Di dalam arena ini kaum Kristen nampaknya kurang terlibat, mungkin kuatir disebut pengikut New Age, seperti VP Al Gore tersebut. Namun demikian di masa raya Natal ini janganlah kita lupa bahwa justru melalui kelahiran Yesus Kristus dipertemukanlah kaum elit, yaitu para majus dan rakyat jelata, para gembala di kandang Betlehem. Biarlah di masa raya Natal ini kita diingatkan kembali akan panggilan kita untuk menciptakan perdamaian dengan lingkungan masyakarat sekitar kita. Khususnya di tengah era globalisasi dan masyarakarat yang serba majemuk dan pluralistik ini. Kita hidup di tengah masyarakat yang beragam suku, ras, agama dan sebagainya. John Naisbit dalam bukunya yang populer “Global Paradox“, mengungkapkan bahwa bangsa-bangsa kini banyak yang ingin indipenden, berdiri sendiri secara politik namun dalam ekonomi bergantung satu dengan yang lain, ini adalah suatu paradoks. Dalam mewujudkan perdamaian dengan lingkungan, prinsip paradoks tersebut dapat pula kita terapkan. Di dalam keeksklusifan iman kepercayaan kita yang mengakui satu-satunya Juruselamat ialah Yesus Kristus yang lahir di hari Natal itu adalah Allah yang menjelma jadi manusia, janganlah kita hidup secara eksklusif. Kita harus dapat memasukan semua masyarakat dengan latar belakang suku dan agama yang berbeda serta yang berkemauan baik, dalam usaha-usaha bersama untuk perbaikan dan peningkatan kehidupan masyarakat di mana kita ditempatkan Tuhan. Kita harus membedakan bahwa mengargai dan menerima mereka bukan berarti mengakui kebenaran kepercayaan mereka. Apapun latar belakang suku dan agama mereka, mereka adalah juga sesama umat manusia yang adalah gambar dan rupa Allah dan bagi mereka juga Allah telah datang. Semoga dengan semangat Natal, di mana Yesus Kristus datang untuk memperdamaikan seluruh umat manusia di dalam diri-Nya kita meperbaharui sikap dan tindakan kita terhadap lingkungan dan masyarakat. Bukankah Yesus berkata “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” Matius 59 Dimensi keempat atau terakhir yang perlu diperdamaikan dalam Yesus Kristus adalah diri kita sendiri. Perdamaian dengan diri sendiri adalah sangat penting karena sikap terhadap diri sendiri akan mempengaruhi kepribadian dan tindakan kita sebagai anak-anak Allah. Tidak sedikit orang percaya yang tidak dapat menerima dirinya, baik secara fisik dan terutama kepribadian. Penolakan kepada diri sendiri adalah juga salah satu penghambat besar bagi pertumbuhan rohani/iman kita. Khususnya bagi orang yang merasa dan menganggap dirinya seorang yang gagal. Gagal sebagai suami atau isteri seperti Adam dan Hawa itu, gagal sebagai anak seperti Kain itu, gagal sebagai ayah seperti si imam Eli itu, bahkan gagal sebagai hamba Tuhan seperti nabi Elia itu. Semua kita cenderung untuk tidak dapat menerima diri yang gagal karena kita hidup di tengah dunia yang serba menuntut kesuksesan dan achiement. Perasaan gagal tersebut mengakibatkan depresi dalam hidup dan kita kehilangan sukacita. Lewis seorang filsut dan theolog Inggris berkata “I think if God forgives us, we must forgive ourselves. Otherwise it is almost like setting up ourselves as a higher tribunal than Him.” Semoga saat merayakan Natal ini dengan penuh kerendahan hati dan pengucapan syukur kita dapat menerima dan mengampuni diri kita sendiri sebagaimana Yesus Kristus yang di palungan menerima dan mengampuni setiap orang yang datang pada-Nya entah para majus ataupun gembala itu. Ingatlah bahwa di hari Natal, Allah telah menjelma menjadi manusia malah sebagai bayi kecil dan lemah dengan segala keterbatasan manusia, karena Ia dapat menerima pula diri-Nya sebagai manusia, bahkan Ia pun dapat dicobai sekalipun Ia tidak berdosa. Kiranya Tuhan menolong kita semua setelah keterputusan hubungan yang menyeluruh akibat dosa, melalui Yesus Kristus kita diperdamaikan dengan sempurna di dalam Dia yang sempurna dalam hubungan kita dengan Allah, sesama, lingkungan dan diri sendiri. “Selamat Hari Natal dan Selamat Tahun Baru”

Maksuddari Allah sendiri adalah supaya perayaan natal yang diketahui dan di beritakan oleh bangsa Israel dan seluruh umat dunia. Semua orang bisa merayakan natal. Siapa yang percaya akan Tuhan, dia dapat merayakan Natal. Natal Memberikan Sukacita Bagi Kehidupan Kristiani Mengapa kita harus bersukacita pada saat hari natal?

Nov 09, 2013 in church Bulan November, hari-hari menjelang Natal. Saya sendiri sudah mulai merasakan kesibukan menjelang hari Natal. Puji Tuhan saya diijinkan untuk bisa melayani sebagai seksi publikasi dan juga pelayan proyektor di Ibadah Natal pada tahun ini. Setiap tahun menjelang hari Natal, seluruh umat Kristen di seluruh dunia menjadi sibuk dengan berbagai macam kegiatan. Mulai dari kegiatan yang bersifat kekeluargaan, perayaan di kantor dan di gereja sampai pada kegiatan yang bersifat keagamaan. Tidak hanya itu saja, mal-mal dan pusat perbelanjaan juga tiba-tiba riuh menyambut kemeriahan natal. Kesukaan Besar Natal Rasakan Kesukaan Besar Natal Suasana natal memang seolah-olah menyulap perasaan kita. Begitu mendengar lagu-lagu Natal yang khidmat dan agung, hati pun terasa sangat teduh. Kita jadi lebih ramah. Wajah pun terlihat lebih cerah dan ceria. Ketegangan hidup seolah-olah berhenti digantikan dengan kedamaian dan keramahan. Hidup serasa jadi lebih indah. Inilah bukti bahwa Natal membawa kesukaan besar. Berbicara tentang natal, tidak dapat dipisahkan dari berbicara tentang kesukaan besar. Kita bisa lihat Natal pertama. Kesukaan besar Natal jelas nyata. Para gembala memperoleh sukacita saat memperoleh kabar tentang lahirnya Mesias, begitu pula Orang-Orang Majus. Dapat kita simpulkan bahwa lahirnya Yesus membawa kesukaan besar Natal bagi orang-orang saat itu. Namun, yang jadi persoalan adalah, ada diantara kita yang telah melewati Natal demi Natal di dalam hidupnya, tetapi tidak pernah merasakan kesukaan besar Natal. Saat suasana natal itu berakhir, tidak jarang berakhir pulalah semua kedamaian dan kesukaan besar Natal itu. Setelah melewati masa liburan tahun baru, maka kita akan masuk kembali kepada kehidupan rutin sehari-hari. Ada banyak alasan mengapa orang tidak bersukacita atau tidak merasakan kesukaan besar Natal. Mungkin ada masalah, kesedihan, kesengsaraan, penderitaan. Tetapi yang perlu kita pahami adalah kesukaan besar Natal kita alami bukan karena tidak ada masalah atau persoalan dalam hidup, justru karena kesukaan Natal itu terjadi di atas segala persoalan hidup. Karena kita tahu bahwa bersama dengan Tuhan kita bisa tetap bersukacita bahkan dalam masalah dan pergumulan. Sebagai orang percaya, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersukacita. Tidak ada suatu hal yang mampu menghapus kesukaan besar Natal. Sebab Allah telah menyatakan kesukaan besar berkelimpahan melalui Yesus Kristus. Kesukaan besar Natal yang tidak dapat dirampas oleh siapapun. Mari rasakan kesukaan besar! Selamat menyambut Hari Natal! Sumber Gambar Recommended for you FirmanTuhan itu berseru kepada setiap orang percaya untuk meneladani Tuhan Yesus Kristus yang telah berinkarnasi pada Hari Natal. 1. TUHAN YESUS TIDAK MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI Tuhan Yesus yang di dalam hati dan pikiran-Nya tidak hanya mementingkan diri sendiri, perlu diteladani.
Renungan Inspirasi natal untuk 4 telah sampai pada titik penantian kedatangan Kristus yang kedua kali, saya tidak sedang memberitahukan Anda bahwa Yesus sebentar lagi akan datang. Tidak. Tetapi saya ingin membawa Anda pada pengharapan yang sejati di dalam Kristus melalui renungan natal tahun 2021 saat akan memulainya, dari 1 mengapa natal begitu berharga? 2 Lalu ada apa dengan natal? 3 Bagaimana natal dapat mempengaruhi hidup kita? Dan 4 bagaimana natal adalah Injil yang harus ada di dalam hati dan pikiran Anda dan saya setiap hari. Meskipun bukan bulan pertanyaan di atas, tiba-tiba saja muncul di kepala saya, ketika saya menuliskan renungan ini dan saya benar-benar merenungkannya. Saya berdoa kiranya melalui renungan ini, Anda semakin mengenal Yesus, mengasihi Yesus dan memberikan kehidupan Anda pada Yesus karena Dialah pemilik kehidupan Anda sampai selama-lamanya. Selamat merenungkan 4 renungan Mengapa Natal Begitu Berharga?Ketika saya masih kecil, bulan Desember menjadi sangat berharga, karena natal sangatlah berharga. Bukan karena saya mengerti mengapa natal benar-benar berharga. Tetapi karena bulan ini sangatlah meriah. Mulai dari baju baru, celana baru, sepatu baru dan kampung halaman yang pada awalnya sunyi sepi. Seketika ketika natal hadir, kampung menjadi ramai. Ditambah lagi hadiah yang disediakan bagi kami anak-anak sekolah minggu, ini adalah penantian panjang selama 11 dari kampung lain, berbondong-bondong untuk datang menghadiri natal di kampung yang satunya. Demikianlah setiap kampung, akan kebagian ramai ketika natal tiba. Acara dimulai dengan adanya rumah yang disediakan untuk masak-masak, suara ibu-ibu dapat mulai terdengar, suara mesin lampu terdengar 24 jam, di mana yang biasanya hanya 6 kejadian di masa kecil tentang Natal, sangatlah berharga, jika saya mencertitakan setiap detail keberhargaan natal berdasarkan apa yang terjadi di masa kecil. Maka tulisan ini sangat panjang dan Anda hanya akan mengetahui budaya orang-orang Kalimantan di pedalaman ketika menyambut natal. Dan ini bukan makna sejati dari Natal, bukanlah teologi Natal yang sejati dan bukan yang benar untuk natal yang sejati bukan cerita saya, bukan budaya saya, bukan kebiasaan orang Kalimantan Timur ketika merayakan natal. Semua ini tidak menjadikan natal berharga, tidak menjadikan natal lebih baik dan lebih istimewa. Karena ketika bulan Desember berakhir, dunia terasa sangat sunyi dan tanpa adanya makna yang sesungguhnya dari dasarnya natal sangatlah berharga. Lalu pertanyaannya. Mengapa? Ketika saya dewasa, natal menjadi biasa-biasa saja, ketika SMA tepatnya, tidak ada keceriaan seperti di masa kecil, padahal dengan kondisi, situasi yang sama. Kampung tetap ramai, orang-orang memasak dan banyak hidangan. Tetapi ada yang berbeda di masa dewasa, ada pencarian di kedalaman diri. Untuk benar-benar dipuaskan oleh Natal. Bukan karena natal di kampung menjadi ramai, bukan karena adanya makanan yang banyak. Bukan karena pakaian baru. Dan bukan hal-hal yang terlihat, ini tentang kedalaman diri yang mencari sesuatu, tentang natal. Pencarian yang ditemukan di AlkitabSaudaraku, mari kita beralih dari kebiasaan kita merenungkan natal berdasarkan kenangan yang tidak akan terulang. Kita datang ke Alkitab, mengapa natal begitu berharga? Saya akan membawa Anda pada kitab 15, 8 TB Bangunlah, hai pemabuk, dan menangislah! Merataplah, hai semua peminum anggur karena anggur baru, sebab sudah dirampas dari mulutmu anggur itu! Merataplah seperti anak dara yang belilitkan kain kabung karena mempelai, kekasih masa Anda sekarang bertanya lagi, apa hubungannya, keberhargaan natal dan ayat di atas. Baiklah saya ingin Anda mengerti kitab Yoel. Pertama-tama tema dari kitab adalah Hari Tuhan yang besar dan Mengagumkan; Nilai dan kepentingan kitab ini akan membawa Anda dan saya pada janji Allah dibalik natal. Yaitu tentang Allah Imanuel Yoel 228-29. Yang dihenapi di Kisah Para Rasul pada hari Pentakosta KPR. 2Kita harus mengerti bahwa Anda dan saya adalah pemabuk yang digambarkan di dalam kitab Yoel, memang kitab ini ditujukan kepada orang-orang Yehuda pada masa itu, karena mereka telah berdosa, mabuk dan menyembah berhala. Mereka tertidur lelap dalam kemabukkan. Mereka merasa bahwa semuanya baik-baik saja. Ketika saya merenungkan kebahagiaan saya di masa kecil, semua itu Kesia-siaan belaka, saya melihat maut yang mendalam mengintip bahkan menelan kehidupan orang-orang yang merayakan natal tanpa mengerti apa itu natal dan mengapa itu penting. Sehingga natal tidak menjadikan orang-orang Kristen bertobat, berkabung dan menyerahkan diri mereka kepada Kristus yang adalah Tuhan. Injil benar-benar tidak diberitakan ketika natal dirayakan. Saya benar-benar merasa miris ketika merenungkan hal 1 kitab Yoel memberikan kepada kita satu gambaran dari kengerian murka Allah, ini adalah murka kudus dan kebencian akan dosa yang mendalam dari Allah yang Kudus dan suci. Natal seharusnya mengingatkan Anda dan saya akan keseluruhan kitab Suci/Alkitab bahwa Anda dan saya adalah orang berdosa yang layak dimulai dari Kejadian 3, dan ini diakhiri pada kitab Wahyu yaitu penderitaan kekal bisa juga bersukacita bersama-sama Kristus Sang Natal. Natal adalah berita sukacita tetapi pada saat yang sama saya harus jujur ini adalah kabar buruk. Karena barangsiapa menolak Kristus dan tidak percaya kepada Dia sabagai Tuhan dan juruselamat. Orang tersebut masih ada di bawah kengerian murka kekal Allah Bapa. Kristus sebagai Tuhan artinya Anda dan saya taat kepada Dia dan hidup kita adalah milik-Nya. Kita tidak berhak atas diri kita akan menjadi sangat berharga, ketika Anda menyadari hal ini, yaitu Anda dan saya berdosa dan benar-benar layak binasa. Natal yang sejati sangat berharga, ketika kita menyadari akan dosa kita, marilah kita merenungkan Yoel 218 TB “TUHAN menjadi cemburu karena tanah-Nya, dan Ia belas kasihan kepada umat-Nya.”Natal berharga, karena Allah menjadi manusia ini adalah wujud nyata dari belas kasihan Allah, Natal adalah Injil Yesus Kristus, Allah yang cemburu itu telah memberikan kepada kita satu pengharapan untuk menyatukan kasih-Nya yang mendalam dengan manusia berdosa, sehigga manusia dikuduskan hanya melalui kekudusan Yesus Kristus, dibenarkan karena kebenaran Yesus Kristus. Inilah natal, semuanya tentang berharga, karena Allah menjadi manusia, Yesus nama-Nya untuk memberikan belas kasih yang sempurna bagi pendosa yang layak berharga, karena natal adalah panggilan untuk bertobat, untuk mati atas dosa, untuk melihat bahwa sukacita sejati hanya ada ketika Anda dan saya kudus di hadapan Allah sehingga kita dimampukan untuk hidup kudus bagi Allah dan melakukan kehendak Allah dalam kemuliaan yang Ia berharga karena Yesus adalah Imanuel, Yoel 229 TB “Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan kaan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.” Allah bersama-sama dengan kita, ketika Roh Kudus di dalam kita, Dialah yang menginsapkan kita akan dosa, memberikan kekuatan, memberikan keberanian, dan penghiburan sejati. Keberhargaan natal, tidak bisa lepas dari Kristus, untuk merenungkan Dia saja setiap hari, menikmati Dia saja setiap saat dan hidup hanya bagi-Nya dalam susah mau pun senang. Untuk menutup renungan yang pertama ini tentang natal. Mari bersama-sama kita Yohanes 15, 8-10 FAYH Inilah Firman Allah kepada kami untuk diteruskan kepada Saudara bahwa Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Jikalau, kita berkata bahwa kita tidak berdosa, kita hanya menipu diri sendiri dan tidak mau menerima kebenaran. Tetapi, bila kita mengakui dosa kita kepada-Nya, Ia pasti mengampuni dan menyucikan kia dari dosa itu. Allah patut melakukan hal itu untuk kita, karena Kristus telah matu untuk menyucikan kita dari dosa. jika kita mengaku bahwa kita tidak pernah berdosa, kita berdusta dan menganggap Allah pendusta, sebab Ia mengatakan bahwa kita telah Ada Apa Dengan Natal?Kita akan memulainya di Yohanes 11 di mana pada mulanya adalah Firman. Lalu kita beranjak ke Yohanes 114. Firman itu menjadi manusia, Firman yang adalah Allah dan yang menjadi manusia inilah yang menjadi jawaban. Dari pertanyaan ada apa dengan natal. Saudaraku, saya akan terus memberitahukan Anda dan mengajak Anda untuk terus merenungkan hal yang sangat penting ini. Bahwa natal adalah tentang adalah janji Allah yang telah Ia beritakan sejak manusia pertama jatuh. Bahwa Kristus meremukkan kuasa dosa. Kita dapat bersama-sama berkata, “wahai maut di manakah semangatmu, wahai dosa di manakah sengatmu?” Keberanian ini datang dari Allah yang telah selesai menyelesaikan masalah dosa, melalui Natal. Baiklah kita melihat kepada Kristus Sang Firman, bahwa Natal adalah karya penebusan, karya salib, karya yang sempurna untuk menjadikan manusia yang seperti uap. Hidup dalam makna yang sejati dan tujuan manusia diciptakan untuk memuliakan natal, kita dapat mengerti kasih dan keadilan, dua sifat yang berbeda disatukan. Sebuah pradoks yang sulit untuk dapat dimengerti oleh akal sehat Anda dan saya. Kita tidak dapat mengerti hal yang indah ini tanpa Roh Kudus membukakannya bagi kita, kita adalah orang berdosa dengan kebenaran kita yang sangat-sangat kacau dan menyedihkan, bahkan banyak orang-orang bertanya, bagaimana mungkin Allah dapat menjadi manusia? Bagaimana mungkin manusia adalah Allah? Dan bagaimana mungkin Allah yang luar biasa sempurna mau menjadi hina seperti manusia? Hati dan pikiran manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, dengan definisi yang sangat terbatas. Seringkali tidak ingin mengakui fakta bahwa Allah Mahakuasa dan dapat menjadi apa saja yang Ia inginkan. Allah bukanlah manusia yang justru ingin menjadi Tuhan, Allah bukanlah manusia yang ketika ada di tahta yang megah lalu dengan keangkuhan, menindas yang lemah. Allah bukanlah Raja yang kejam, walau pun Ia telah di sisi lain, ada apa dengan natal? Di dalam kasih natal ada keadialan yang ditimpakan kepada Sang Bayi Natal yang ada di dalam palungan. Memang kasih harus selalu konsisten ada di dalam diri Allah, tetapi pada saat yang sama keadilan selalu ada juga di dalam diri Allah yang kudus. Maka dari itu ketika kita merenungkan natal, haruslah padangan hati dan pikiran kita tertuju pada Kristus yang disalibkan itu. Ada apa dengan natal? Wujud dari kasih dan keadilan, Firman yang menjadi manusia itu disalibkan. Di dalam Natal ada Salib yang kematian kekal atas dosa, ada penyangkalan diri dan ada perintah untuk mengikut Yesus. kita dapat mengikut Yesus, karena kita juga telah bangkit bersama-sama dengan Yesus. bukankah ini Injil, Kabar Baik. Anda yang layak binasa, menerima Kristus dan belas kasih yang sempurna. Untuk menutup perenungan ini, saya ingin bersama-sama dengan Anda, memuji Tuhan berdasarkan 184 TB Terpujilah TUHAN, seruku; maka aku pun selamat dari 1847 TB TUHAN hidup! Terpujilah gunung batuku, dan mulialah 3122 TB Terpujilah TUHAN, sebab kasih setia-Nya ditunjukkan-Nya kepadaku dengan Ajaib pada waktu berikan hati dan pikiran kita di masa-masa natal 2021 ini, untuk merenungkan Kristus yang ada Natal itu sendiri dan Injil yang sejati dan abadi layak menerima setiap sembah kita, hanya Dialah yang layak menerima semua kehidupan kita sampai selama-lamanya Dialah pujian dari hati dan pikiran. Bagaimana Natal Dapat Mempengaruhi Hidup Kita?Hanya ketika yang menjadi fokus Anda adalah Yesus, maka natal dapat benar-benar berharga, memberikan definisi baru bagi kehidupan dan sukacita yang sejati dan abadi. Karena Yesus adalah Allah yang kekal dan di dalam kekekalan tidak ada rasa bosan, ini adalah kepuasan yang berasal dari Allah yang puas dengan diri-Nya sendiri. Dan manusia hanya dapat dipuasakan di dalam kepuasan itu adalah kepuasan yang kudus, persekutuan dengan penuh kasih, cinta yang membuahkan penyembahan dengan penuh kekaguman. Natal dapat memberikan cara padang yang baru bagi Anda dan saya, ketika Yesus ada di pusat kehidupan kita dan kita dimampukan untuk melihat satu hal terpenting yang harus ada di dalam diri kita, yaitu kekudusan. Natal mempengaruhi kehidupan kita, karena di dalam Kristus kita mendapatkan kasih yang sejati. Kasih yang sejati ini berharga dan memberikan cara pandang yang baru. Ketika kita sadar bahwa kasih kita pada diri sendiri adalah kasih yang menyesatkan. Kasih yang memberikan kita kehidupan yang mati di dalam dosa dan tidak berharga sampai dari Allah di dalam Kristus berharga, karena kita disadarkan bahwa kasih dunia kepada kita adalah kasih yang memberikan kita tekanan yang memilukan. Kita berjuang untuk dikasihi dunia dengan berbagai cara, tapi pada akhirnya kekecewaan yang kita dapatkan. Sebab dunia sedang berdusta dengan segala janji manis. Jika Anda mendapatkan kefanaan yang mewah, seolah-oleh itu memberikan kebahagiaan. Tapi akhirnya Anda kosong, fana dan tidak berdaya, kedalaman diri Anda mencari kesadaran akan kengerian dari dosa, kenikmatan sementara kehidupan. Baik itu perbuatan baik di mata manusia dan jahat di mata manusia, baik itu yang tersembunyi dan nyata-nyata. Semua itu adalah pemberontakan kepada Allah. Kita sadar akan semua ini, maka kesadaran inilah yang membawa Anda dan saya pada Natal yang benar-benar mempengaruhi hidup kepada Allah menjadi yang utama, karena Allah melalui Yesus lebih dulu mengasihi kita dengan memberikan diri-Nya menjadi dosa 1 Yohanes 419, Roma 837. Dia diremukkan di atas kayu salib. Bahkan Dia menjadi sangat hina, agar Anda dan saya yang hina mendapatkan kemuliaan-Nya ketika kita percaya kepada Dia. Kasih yang mendalam kepada Allah, memberikan kepada kita kasih kepada sesama manusia. Sebab hati Allah menjadi bagian kita, kasih Allah menjadi kasih kita dan apa yang menjadi rancangan Allah kita tunduk dan taat untuk adalah kasih yang membawa sesama kita kepada Kristus, karena Natal adalah Injil, berita tentang Yesus yang adalah Allah manusia dan menebus dari dosa. Hanya ketika Roh Kudus di dalam kita, maka kita dimampukan untuk memberitakan Injil kepada orang terdekat kita, kita memberitakan apa yang telah kita nikmati. Yaitu Injil Yesus Kristus, kita lebih dulu dipengaruhi oleh Injil, kehidupan yang benar-benar berkelimpahan di dalam jiwa kita sehingga apa yang kita bagikan adalah kehidupan yang benar-benar mengenal Yesus, bersekutu dengan Yesus dan merasakan kasih yang mengubahkan dari akhirnya, ketika Natal mempengaruhi kehidupan kita, kita menjadi berkat bagi sesama. Kita bertobat, kita dimampukan hidup saleh, menikmati Allah dan memberitakan Allah kepada sesama, di dalam Kristus, kita dipanggil untuk menjadi serupa dengan Dia dan memberitakan Dia. Demikianlah Natal, mempengaruhi Bagaimana Natal Adalah Injil Yang Harus Ada Di Dalam Hati dan Pikiran Anda dan Saya Setiap Hari? Meskipun Bukan Bulan masuk pada penerapan praktis dari perenungan Natal. Pertama-tama kita harus mengerti bahwa Natal adalah Kabar sukacita yang diawali dengan kabar buruk. Di mana yang mulia menjadi hina, artinya Anda dan saya harus berhenti menganggap diri kita mulia, kita harus menyangkal Natal dapat benar-benar selalu ada di dalam hati dan pikiran kita, ketika cara pandang kita tentang keberhargaan perayaan natal Natal benar, sejati dengan teologi yang Akitabiah dan berpusat pada Kristus, sehingga kita dapat melihat pristiwa Natal sebagai kedatangan dari Pribadi mulia penuh kasih kepada manusia yang lemah, jahat, tidak berdaya, tidak berpengharapan dan hidup dalam kegelapan dunia yang telah jatuh ke dalam ada di dalam hati dan pikiran kita, Kristus yang telah datang ke dalam kehidupan kita, kita merenungkan Dia setiap saat, kita berdosa setiap saat berdasarkan Alkitab. Dan kita benar-benar menyadari kehadiran Kristus dengan cara, hidup yang saleh dan beribadah dalam setiap aktifitas kita dan percakapan kita. Lakukan segala sesuatu untuk kemuliaan Allah 1 Korintus 1031. Doa-doa kita berdasarkan Alkitab. Ketiga, pengertian Alkitab yang benar, di mana Alkitab pada dasarnya sedang memberitakan Yesus, baik itu di PL dan PB. Ketika Anda membaca Akitab dan merenungkan bahkan mempelajarinya. Kita bertemu dengan Yesus yang kudus, memberikan kekuatan, Dia yang telah menebus kita dari dosa, dan dengan penuh kasih memperbaharui kita untuk menjadi umat hidup dengan kesadaran, bahwa hidup kita bukan diri kita lagi melainkan Yesus yang hidup di dalam kita dan kehidupan kita benar-benar menginginkan Yesus, merindukan kedatangan Yesus dan hanya Yesus yang menawan pikiran dan hati kita, baik itu keindahan-Nya, kasih-Nya, kekudusan-Nya, kesalehan-Nya, kebenaran-Nya dan ketaatan-Nya kepada Allah Bapa sampai mati Injil setiap hari, bagaimana Firman pada dasarnya adalah Injil, yang membawa Anda dan saya hidup kudus, saleh dan semakin mengasihi Allah dan menginginkan Kristus. Mendekatlah pada Alkitab, bacalah Alkitab, renungkan itu, hafalkan ayatnya dan lakukanlah disiplin rohani. Berdoalah untuk rancangan ini, bahwa Anda harus melakukannya secara pribadi, untuk pertumbuhan iman pribadi, tidak terlihat oleh orang banyak, tidak akan ada yang memuji Anda, tidak aka nada yang mengatakan. Bahwa Anda luar biasa. Tetapi esensi dari Kekudusan hidup diawali dengan ibadah pribadi, menikmati hadirat Tuhan secara pribadi, dengan doa dan Firman kehidupan yang dipengaruhi oleh Natal yang adalah Injil. Adalah kehidupan yang bersukacita, kehidupan yang menjadi berkat. Melalui kita nama Yesus dikenal dan tidak ada yang lebih penting dari ini, semua ini dimulai dari Pribadi yang merenungkan Injil dan Injil benar-benar menjadi pusat dari kehidupan harian Anda dan itu kehidupan yang berpusat pada Alkitab, dan doa-doa yang berpusat pada Alkitab. Adalah wujud praktis dari penyangkalan diri. Di mana Anda tanpa dilihat banyak orang, tetap setia memberikan diri Anda bagi Allah, sebagai persembahan yang hidup dan kudus karena telah dikuduskan oleh Yesus, inilah ibadah yang sejati Roma 121-2.Baca JugaAyat Alkitab tentang NatalPuisi Natal Tahun 2021Saya ingin Anda merenungkan Roma 116-17 TSI, karena inilah Esensi Natal, di mana Injil adalah kekuatan Allah yang memberikan keselamatan. “Saya bangka sekali akan Kabar Baik INJIL itu, karena Allah bekerja melalui kabar yang penuh kuasa itu untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya penuh kepadanya – baik orang Yahudi maupun yang bukan Yahudi. Karena kabar itu menyatakan bagaimana Allah membenarkan manusia di hadapan-Nya – yaitu hanya karena percaya saja. Hal itu sesuai dengan yang tertulis dalam Firman Allah, “Orang yang dianggap benar oleh Tuhan akan hidup untuk selama-lamanya karena percaya penuh kepada-Nya.””Penjelasan dari John Calvin berikut ini akan memberikan kepada kita pengertian yang mendalam akan Injil dan penyengkalan diri sehingga hidup kita benar-benar hidup hanya untuk Kristus saja; Dalam buku berjudul “Mutiara Kehidupan Kristen.” 13, 18“Injil bukanlah doktrin lidah, melainkan doktrin kehidupan. Injil tidak dapat dipahami oleh rasio dan memori semata, tetapi Injil dipahami sepenuhnya ketika Injil itu menguasai seluruh Jiwa da menembus sampai ke relung-relung hati yang terdalam.”Penyangkalan diri, “Kita bukanlah milik kita sendiri, karena itu seharusnya kita tidak mengejar keinginan daging. Kita bukanlah milik kita sendiri lagi; karena itu hendaklah kita berhenti memikirkan diri kita dan keinginan-keinginan kita. Kita adalah milik Allah; karna itu marilah kita hidup bagi Dia, kita mati bagi Dia. Kita milik Allah, maka dari itu hendaknya semua hikmat dan kehendak-Nya menguasai kehidupan kita.”Merenungkan Injil Firman dan Doa.Melepaskan perhatian pada diri sendiri Menyangkal diri, memikul salib dan Ikut Yesus.Dan hidup bagi sesama untuk kemajuan pemberitaan Injil Menikmati Yesus dan Amanat Agung.Ketika prinsip di atas, adalah penerapan praktis yang dapat Anda lakukan ketika Natal setiap hari ada di dalam hati dan pikiran Anda, menawan kehidupan Anda hanya bagi Dia dan segala kemuliaan bagi Dia saja sampai selama-lamanya.
RENUNGANMAKNA NATAL YANG SESUNGGUHNYA Yesus Lahir di Kandang Domba Saudara-saudara yang kekasih di dalam Tuhan Yesus Kristus. Melalui renungan Natal yang berthemakan "Makna Natal" ini kami mengunjungi saudara dengan ucapan "Slamat Hari Natal". Kiranya renungan ini dapat membawa berkat bagi kita sekalian. Tuhan memberkati. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID AWc78zRKEgnwQeNPqFR6wrSYlchHYp-zlXaC1ZYyAt-AphrrE6OshQ==

Maknanatal yang sesungguhnya berasal dari dalam hati manusia sendiri-sendiri. Bagaimana bisa mengambil arti mendalam tentang kelahiran Yesus. Kemudian, kesederhanaan merupakan hal yang lebih Tuhan sukai. Berikut adalah kumpulan renungan kristen tentang natal terbaru 2022. Judul 1: Renungan Untuk Keluarga

Bagisebagian orang, makna hari Natal adalah hari libur menjelang akhir tahun. Bagi beberapa orang lain, ini berarti kesempatan bersenang-senang, bahkan berpesta pora. Bagi yang lain lagi, inilah kesempatan untuk mengeruk keuntungan bisnis sebesar-besarnya dengan menempelkan label Natal pada apa saja yang mereka perdagangkan.
MenjelangNatal 2021, berikut ini kumpulan ayat Alkitab yang mengingatkan tentang makna Natal yang sebenarnya. Senin, 20 Desember 2021 20:09 WIB Penulis: Kristina Wulandari ecBn2.
  • 6c6cud5l2s.pages.dev/443
  • 6c6cud5l2s.pages.dev/367
  • 6c6cud5l2s.pages.dev/865
  • 6c6cud5l2s.pages.dev/468
  • 6c6cud5l2s.pages.dev/685
  • 6c6cud5l2s.pages.dev/311
  • 6c6cud5l2s.pages.dev/378
  • 6c6cud5l2s.pages.dev/315
  • 6c6cud5l2s.pages.dev/234
  • 6c6cud5l2s.pages.dev/147
  • 6c6cud5l2s.pages.dev/891
  • 6c6cud5l2s.pages.dev/742
  • 6c6cud5l2s.pages.dev/681
  • 6c6cud5l2s.pages.dev/557
  • 6c6cud5l2s.pages.dev/158
  • renungan kristen tentang makna natal